BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sumber daya manusia merupakan
potensi yang harus digali sebagai asset nasional, modal dasar pembangunan
bangsa. Potensi hanya dapat digali,
dikembangkan dan dipupuk secara efektif melalui strategi dalam pendidikan , pembelajaran
secara terarah dan terpadu dengan pengelolaan secara proposional, serasi, seimbang dalam mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional Bab IV pasal 10 menyatakan bahwa Pemerintah
dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing dan mengawasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Kurikulum sebagai salah satu
subtansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan
silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa,
keadaan sekolah dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian sekolah atau
daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi pokok,
kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran. Sebagian besar kebijakan yang berkaitan
dengan implementasi Standart Nasional Pendidikan dilaksanakan sekolah atau
daerah.
Sekolah harus menyusun kurikulum
tingkat satuan pendidkan (KTSP) yang terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, stuktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan dan silabus
dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaiuan Standart isi yang ditetapkan
dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006 dan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan
dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
Kelompok Mata pelajaran estetika yang mencakup Mata Pelajaran Seni
Budaya dan mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek sastra khususnya teater
memiliki karakteristik pembelajaran yang khas dalam mencapai standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
Dalam
mata pelajaran seni budaya sendiri aspek budaya dibahas secara terintegrasi
dengan seni. Pendidikan seni budaya
diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap
kebutuhan perkembangan peserta didik, terletak pada pemberian pengalaman
estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/ kreasi dan berapresiasi.
Pendidikan
seni budaya bersifat multilingual, multidemensional dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti
bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidemensional bermakna pengembangan
beragam kompetensi meliputi konsepsi pengetahuan, pemahaman, analisis dan
evaluasi.
Apresiasi
dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika,
kinestetika dan etika. Sifat
multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuh kembangkan kesadaran
dan kemampuan apresiasi terhadap beragam seni budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap
demokratis. Dan Cara yang diyakini akan
mampu meningkatkan potensi sumber daya manusia secara utuh bagi perserta didik
dengan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah, dengan upaya dilakukan secara
berkesimambungan, dimulai dari konsep, pengembangan pedoman, sosisalisasi dan
penerapan kurikulum.
Pendidikan
seni budaya memiliki peran dalam pembentukan kepribadian perserta didik yang
harmonis dan membantu siswa dalam usaha membandingkan dengan bangsa lain yang
masih banyak mengalami hambatan kebudayaan dalam usaha mengetahui kepribadian
bangsa dan kemampuan mengenali SDM yang dimiliki bangsa tersebut.
Pembelajaran
di SMP Negeri 2 Buay Madang melalui pembelajaran berdasar
strategi pendekatan proses dalam keterampilan meniru dalam berkarya seni rupa
yang selama ini mengharapkan aktifitas siswa dalam mendalami materi dirasa
sangat kurang, terutama dalam usaha membaca literature yang ada di
perpustakaan, usaha belajar kelompok dan siskusi kelompok ternyata masih sangat
kurang. Usaha-usaha meningkatkan dan
mengoptimalkan pembelajaran hasil kegiatan siswa.
B.
RUMUSAN MASALAH
Masalah dalam penelitian ingin
mengetahui efektifitas keterampilan meniru dalam mata pelajaran seni rupa siswa
siswa SMP Kelas VIII.
Ø Apakah aktifitas dalam meniru obyek gambar dapat menghasilkan nilai
yang lebih baik dan efektif dalam pembelajaran seni rupa.
C.
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui efektifitas dalam
meniru dalam pelajaran seni rupa dapatkah menghasilkan nilai yang lebih tinggi pada
proses belajar mengajar seni budaya.
2. Untuk mengetahui efektifitas strategi
pendekatan proses kegiatan meniru pada pembelajaran seni rupa di sekolah.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.
Bagi Siswa
Ø Tercipta suasana belajar yang lebih menyenangkan dan kreatif.
Ø Pengalaman belajar mengajar yang
sangat bervariasi.
Ø Siswa yang kurang dapat mencari cara
belajar lebih menyenangkan.
Ø Meniru merupakan cara belajar yang selalu
penuh dengan model bagi siswa yang ingin belajar.
2. Bagi
Guru
Ø Meningkatkan profesionalisme guru dalam
pendidikan.
Ø Bahan yang dapat menjadi informasi dalam
usaha meningkatkan prestasi siswa , setelah mengetahui hasil pembelajarannya.
Ø Guru dapat terbantu dalam usaha penguatan
hasil pembelajaran siswa.
Ø Memberikan motivasi untuk guru dalam
melakukan penelitian.
3.
Bagi
Pengembangan Kurikulum
Ø Memberikan alternatif model-model metode
pembelajaran.
Ø Sebagai bahan yang dapat dijadikan
informasi dan pertimbangan dalam penelitian lebih lanjut tentang model-model
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
4.
Bagi
Pengembangan Sekolah
Ø Ketuntasan belajar dapat dengan mudah
tercapai.
Ø Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
dan hasil pendidikan siswa.
Ø Memberikan inovasi untuk guru dalam
melakukan penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TIDAKAN
A.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran
merupakan proses yang lenkap dan komplek
dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam usaha menciptakan pembelajaran yang
kreatif dan menyenangkan diperlukan keterampilan pembelajaran dan keterampilan
mengajar. ( Mulyasa; 2005 ).
Ausubel
mengemukakan bahwa belajar dikatakan menjadi bermakna bila informasi yang akan
dipelajari siswa dengan struktur kognitif yang dimilikinya, sehingga siswa
tersebut dapat mengkaitkan iformasi barunya dengan struktur kognitif yang
dimilikinya. (Hudaya, 1990, 54)
Dalam
teori belajar Robert M. Gagne yang diungkapkan
Ruseffendi (1980, 138) dikatakan bahwa dalam belajar ada dua obyek yang
dapat diperoleh siswa, obyek langsung dan obyek tidak langsung. Obyek tidak langsung antara lain ialah
kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah mandiri (belajar, bekerja, dll). Berdasar analisa kontek tentang pendekatan
proses, Funk berpendapat (Dimyati, dkk 1999) yang dimaksud pendekatan proses
adalah pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa belajar dengan ilmu
pengetahuan. Siswa merasa senang dan
gembira karena mereka aktif membaca di perpustakaan sekolah ataupun
perpustakaan umum karena mereka dapat mencari bahan dan contoh sendiri dalam
belajar menulis.
Pendekatan
proses menurut Tompkins siswa aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Brown (1994) guru jangan mendominasi
aktifitas proses belajar mengajar, tetapi memberikan kesempatan seluas-luasnya
dengan banyak membaca di perpustakaan agar siswa mudah berinteraksi, baik
dengan guru, teman maupun bacaan di perpustakaan.
Bersikap
positif terhadap pembelajaran bahasa, seni dan mengerti bagaimana seharusnya
belajar. Obyek langsung adalah sebagai
berikut :
1. Fakta
Contoh fakta ialah dalam
melakukan pengamatan belajar di saat siswa melakukan pekerjaan meniru obyek
yang diberikan oleh guru dalam mata pelajaran seni rupa.
2. Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan
memberikan jawaban yang benar dan cepat.
Misalnya; Mengerjakan tugas
yang dibebankan ke siswa dalam meniru obyek yang diberikan guru dalam mata
pelajaran seni rupa.
3. Konsep
Konsep merupakan ide abstrak
yang memungkinkan kita mengelompokkan bentuk-bentuk hasil pekerjaan kedalam
contoh.
4. Aturan
Aturan ialah obyek yang paling
abstrak yang dapat berupa sifat, dalil dan teori.
Diskusi
dapat diartikan sebagai percakapan respon yang dijalin oleh pertanyaan
problematik yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah. (Mulyana, 2005).
Pembelajaran
bukan hanya terbatas pada kejadian yang dilakukan oleh guru saja, melainkan
mencakup semua kejadian maupun kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh
langsung pada proses belajar.
Pembelajaran mencakup kejadian-kejadian yang dimuat dalam bahan-bahan
cetak, gambar, program radio, Televisi, Film maupun kombinasi dari bahan-bahan
tersebut (Gagne dan Briggs, 1979).
Dengan demikian fungsi pembelajaran bukan hanya fungsi guru, melain-kan
juga fungsi pemanfaatan sumber-sumber belajar lain yang digunakan oleh siswa
untuk belajar dengan kelompoknya.
Belajar
tuntas adalah suatu system yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat
menyelesaikan tujuan instruksional umum dari satuan atau unit-unit pelajaran
secara tuntas. Mengenai Ketuntasan siswa
yang memperoleh nilai ulangan harian kurang dari 7 perlu diberikan program
perbaikan dengan menitik beratkan pada materi yang belum dikuasai (Ahmad,
1995;20 , Nadiono, 1990;1) menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah
memungkinkan pencapaian 70 % keterampilan dan 75 % untuk konsep. Pada belajar tuntas siswa diharapkan mencapai
tingkatan penguasaan tertentu, terhadap tujuan instruksional dari satuan
pelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan pelajaran berikutnya. Peneliti ingin membandingkan keberhasilan
belajar mempergunakan metode Eksperimen dan metode belajar mandiri di
perpustakaan mana yang lebih berhasil dengan penelitian tidakan kelas
(PTK).
B.
RENCANA TINDAKAN
Dalam Penelitian ini kegiatan
yang akan dilakukan adalah :
1. Persiapan
Dalam persiapan yang dilakukan
guru adalah membentuk kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan memperhatikan
pemerataan ability dan gender.
2. Tindakan
Memberi permasalahan sesuai
dengan kompetensi dasar yang ada untuk didiskusikan dan selanjutnya diberikan
tes secara individu.
3. Pengamatan
Dalam hal pengamatan yang
perlu diamati adalah proses diskusi atau kerja sama siswa dalam kelompok.
4. Penilaian
Penilaian didasarkan padfa
hasil test tiap siswa, yang nilainya dihitung rata-rata secara berkelompok,
sehingga masing-masing siswa dalam satu kelompok memiliki nilai yang sama.
Download
Laporan PTK ini secara lengkap melaluai Link Berikut:
0 komentar:
Posting Komentar