Jln. Raya Belitang BK.1 Desa Tanjung Bulan Kecamatan Buay Madang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan

Kamis, 22 November 2018

SB MENIRU


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia merupakan potensi yang harus digali sebagai asset nasional, modal dasar pembangunan bangsa.  Potensi hanya dapat digali, dikembangkan dan dipupuk secara efektif melalui strategi dalam pendidikan , pembelajaran secara terarah dan terpadu dengan pengelolaan secara proposional,  serasi, seimbang dalam mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab IV pasal 10 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.  Kurikulum sebagai salah satu subtansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran.  Sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standart Nasional Pendidikan dilaksanakan sekolah atau daerah. 
Sekolah harus menyusun kurikulum tingkat satuan pendidkan (KTSP) yang terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, stuktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan dan silabus dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaiuan Standart isi yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006 dan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.  Kelompok Mata pelajaran estetika yang mencakup Mata Pelajaran Seni Budaya dan mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek sastra khususnya teater memiliki karakteristik pembelajaran yang khas dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Dalam mata pelajaran seni budaya sendiri aspek budaya dibahas secara terintegrasi dengan seni.  Pendidikan seni budaya diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/ kreasi dan berapresiasi.
Pendidikan seni budaya bersifat multilingual, multidemensional dan multikultural.  Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.  Multidemensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi pengetahuan, pemahaman, analisis dan evaluasi. 
Apresiasi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika dan etika.  Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam seni budaya Nusantara dan Mancanegara.  Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis.  Dan Cara yang diyakini akan mampu meningkatkan potensi sumber daya manusia secara utuh bagi perserta didik dengan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah, dengan upaya dilakukan secara berkesimambungan, dimulai dari konsep, pengembangan pedoman, sosisalisasi dan penerapan kurikulum.
Pendidikan seni budaya memiliki peran dalam pembentukan kepribadian perserta didik yang harmonis dan membantu siswa dalam usaha membandingkan dengan bangsa lain yang masih banyak mengalami hambatan kebudayaan dalam usaha mengetahui kepribadian bangsa dan kemampuan mengenali SDM yang dimiliki bangsa tersebut.
Pembelajaran di SMP Negeri 2 Buay Madang melalui pembelajaran berdasar strategi pendekatan proses dalam keterampilan meniru dalam berkarya seni rupa yang selama ini mengharapkan aktifitas siswa dalam mendalami materi dirasa sangat kurang, terutama dalam usaha membaca literature yang ada di perpustakaan, usaha belajar kelompok dan siskusi kelompok ternyata masih sangat kurang.  Usaha-usaha meningkatkan dan mengoptimalkan pembelajaran hasil kegiatan siswa.

B.      RUMUSAN MASALAH
Masalah dalam penelitian ingin mengetahui efektifitas keterampilan meniru dalam mata pelajaran seni rupa siswa siswa SMP Kelas VIII.
Ø  Apakah aktifitas dalam meniru obyek gambar dapat menghasilkan nilai yang lebih baik dan efektif dalam pembelajaran seni rupa.

C.      TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui efektifitas dalam meniru dalam pelajaran seni rupa dapatkah menghasilkan nilai yang lebih tinggi pada proses belajar mengajar seni budaya.
2.  Untuk mengetahui efektifitas strategi pendekatan proses kegiatan meniru pada pembelajaran seni rupa di sekolah.

D.  MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.      Bagi Siswa
Ø  Tercipta suasana belajar yang lebih menyenangkan dan kreatif.
Ø  Pengalaman belajar mengajar yang sangat bervariasi.
Ø  Siswa yang kurang dapat mencari cara belajar lebih menyenangkan.
Ø  Meniru merupakan cara belajar yang selalu penuh dengan model bagi siswa yang ingin belajar.
2.  Bagi Guru
Ø  Meningkatkan profesionalisme guru dalam pendidikan.
Ø  Bahan yang dapat menjadi informasi dalam usaha meningkatkan prestasi siswa , setelah mengetahui hasil pembelajarannya.
Ø  Guru dapat terbantu dalam usaha penguatan hasil pembelajaran siswa.
Ø  Memberikan motivasi untuk guru dalam melakukan penelitian.
3.       Bagi Pengembangan Kurikulum
Ø  Memberikan alternatif model-model metode pembelajaran.
Ø  Sebagai bahan yang dapat dijadikan informasi dan pertimbangan dalam penelitian lebih lanjut tentang model-model metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

4.         Bagi Pengembangan Sekolah
Ø  Ketuntasan belajar dapat dengan mudah tercapai.
Ø  Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan hasil pendidikan siswa.
Ø  Memberikan inovasi untuk guru dalam melakukan penelitian.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TIDAKAN

A.    KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran merupakan proses yang lenkap dan komplek  dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan.  Dalam usaha menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan keterampilan pembelajaran dan keterampilan mengajar. ( Mulyasa; 2005 ).
Ausubel mengemukakan bahwa belajar dikatakan menjadi bermakna bila informasi yang akan dipelajari siswa dengan struktur kognitif yang dimilikinya, sehingga siswa tersebut dapat mengkaitkan iformasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. (Hudaya, 1990, 54)
Dalam teori belajar Robert M. Gagne yang diungkapkan  Ruseffendi (1980, 138) dikatakan bahwa dalam belajar ada dua obyek yang dapat diperoleh siswa, obyek langsung dan obyek tidak langsung.  Obyek tidak langsung antara lain ialah kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah mandiri (belajar, bekerja, dll).  Berdasar analisa kontek tentang pendekatan proses, Funk berpendapat (Dimyati, dkk 1999) yang dimaksud pendekatan proses adalah pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa belajar dengan ilmu pengetahuan.  Siswa merasa senang dan gembira karena mereka aktif membaca di perpustakaan sekolah ataupun perpustakaan umum karena mereka dapat mencari bahan dan contoh sendiri dalam belajar menulis.
Pendekatan proses menurut Tompkins siswa aktif dalam proses pembelajaran.  Menurut Brown (1994) guru jangan mendominasi aktifitas proses belajar mengajar, tetapi memberikan kesempatan seluas-luasnya dengan banyak membaca di perpustakaan agar siswa mudah berinteraksi, baik dengan guru, teman maupun bacaan di perpustakaan.
Bersikap positif terhadap pembelajaran bahasa, seni dan mengerti bagaimana seharusnya belajar.  Obyek langsung adalah sebagai berikut :


1.      Fakta
Contoh fakta ialah dalam melakukan pengamatan belajar di saat siswa melakukan pekerjaan meniru obyek yang diberikan oleh guru dalam mata pelajaran seni rupa.
2.      Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan memberikan jawaban yang benar dan cepat.
Misalnya; Mengerjakan tugas yang dibebankan ke siswa dalam meniru obyek yang diberikan guru dalam mata pelajaran seni rupa.
3.      Konsep
Konsep merupakan ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan bentuk-bentuk hasil pekerjaan kedalam contoh.
4.      Aturan
Aturan ialah obyek yang paling abstrak yang dapat berupa sifat, dalil dan teori.
Diskusi dapat diartikan sebagai percakapan respon yang dijalin oleh pertanyaan problematik yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah. (Mulyana, 2005).
Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kejadian yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua kejadian maupun kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar.  Pembelajaran mencakup kejadian-kejadian yang dimuat dalam bahan-bahan cetak, gambar, program radio, Televisi, Film maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut (Gagne dan Briggs, 1979).  Dengan demikian fungsi pembelajaran bukan hanya fungsi guru, melain-kan juga fungsi pemanfaatan sumber-sumber belajar lain yang digunakan oleh siswa untuk belajar dengan kelompoknya.
Belajar tuntas adalah suatu system yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menyelesaikan tujuan instruksional umum dari satuan atau unit-unit pelajaran secara tuntas.  Mengenai Ketuntasan siswa yang memperoleh nilai ulangan harian kurang dari 7 perlu diberikan program perbaikan dengan menitik beratkan pada materi yang belum dikuasai (Ahmad, 1995;20 , Nadiono, 1990;1) menjelaskan bahwa maksud utama belajar tuntas adalah memungkinkan pencapaian 70 % keterampilan dan 75 % untuk konsep.  Pada belajar tuntas siswa diharapkan mencapai tingkatan penguasaan tertentu, terhadap tujuan instruksional dari satuan pelajaran tertentu sebelum melanjutkan kesatuan pelajaran berikutnya.  Peneliti ingin membandingkan keberhasilan belajar mempergunakan metode Eksperimen dan metode belajar mandiri di perpustakaan mana yang lebih berhasil dengan penelitian tidakan kelas (PTK).  

B.       RENCANA TINDAKAN
Dalam Penelitian ini kegiatan yang akan dilakukan adalah :
1.      Persiapan
Dalam persiapan yang dilakukan guru adalah membentuk kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan memperhatikan pemerataan ability dan gender.
2.      Tindakan
Memberi permasalahan sesuai dengan kompetensi dasar yang ada untuk didiskusikan dan selanjutnya diberikan tes secara individu.
3.      Pengamatan
Dalam hal pengamatan yang perlu diamati adalah proses diskusi atau kerja sama siswa dalam kelompok.
4.      Penilaian
Penilaian didasarkan padfa hasil test tiap siswa, yang nilainya dihitung rata-rata secara berkelompok, sehingga masing-masing siswa dalam satu kelompok memiliki nilai yang sama.




Download Laporan PTK ini secara lengkap melaluai Link Berikut:
Share:

0 komentar:

Posting Komentar


jadwal-sholat

Diberdayakan oleh Blogger.

Kontributor

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog

Follow Us

web.facebook.com/smpnegeri2buaymadang

Wibesite

smpn2buaymadang.blogspot.com

Connect Us

E-mail : smpn2buaymadang@gmail.com or smpn2buaymadang@yahoo.co.id