BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Melalui proses pendidikan diharapkan menghasilkan
siswa yang berkarakter sebagai generasi bangsa yang memiliki kemampuan
intelektual tinggi dan berkepribadian yang utuh, beriman, dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia
membutuhkan sumber daya manusia yang unggul dalam segala bidang. Salah satu
caranya adalah dengan memperkuat sektor dibidang pendidikan melalui upaya
peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah.
Pendidikan Seni
Budaya diberikan di sekolah karena
keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan
peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk
kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi
melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan
“belajar tentang seni.” Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran
lain.
Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan
multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara
kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran
dan berbagai perpaduannya.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi
konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur
estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna
pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap
beragam budaya Nusantara dan mancanegara.
Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan
seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang
majemuk.
Permasalahan yang sering timbul
dalam pembelajaran menggambar perspektif adalah keluhan anak karena rumitnya
garis yang membalut bentuk benda yang diperagakan guru. Guru terkesan tidak
mengindahkan kemampuan siswa dalam hal pengamatan gambar perspektif. Mereka
kurang sabar dalam membimbing siswa. Sehingga faktanya siswa sering menganggap
bahwa materi ini rumit dan sulit sekali. Akhirnya tidak jarang, pembelajaran
ini sering ditinggalkan begitu saja oleh guru yang bersangkutan dengan alasan
demi terkondisinya pelajaran seni budaya yang nyaman-nyaman saja.
Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis berkeyakinan bahwa dengan metode melacak gambar bisa dijadikan cara untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman peserta didik dalam menggambar perspektif. Dari cara tersebut anak menjadi faham asal-usul gambar yang dikerjakan. Dengan demikian tidak sadar, mereka akan menemukan teori menggambar perspektif yang selama ini dianggapnya sulit dan rumit.
Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis berkeyakinan bahwa dengan metode melacak gambar bisa dijadikan cara untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman peserta didik dalam menggambar perspektif. Dari cara tersebut anak menjadi faham asal-usul gambar yang dikerjakan. Dengan demikian tidak sadar, mereka akan menemukan teori menggambar perspektif yang selama ini dianggapnya sulit dan rumit.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka guru berkeinginan untuk mengadakan suatu Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan
Keterampilan Menggambar Perspektif dengan Teknik Lacak Gambar Melalui Kerja
Kelompok Siswa Kelas VIII-A SMP
Negeri 2 Buay Madang Tahun Pembelajaran 2015/2016”.
1.2 Definisi Operasional
Melacak gambar adalah kegiatan yang
dilakukan siswa terhadap gambar bentuk perspektif yang diberikan guru. Dalam
kegiatan ini siswa melacak garis-garis perspektif dengan penggaris, dilakukan
secara berkelompok dengan teman sebangku. Tujuannya adalah mencari asal-usul
bentuk gambar perspektif untuk digambar ulang dalam bentuk yang sama
(reproduksi).
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini berfokus pada gambar
perspektif dengan teknik melacak gambar perspektif yang sudah jadi, untuk
dicari asal - usul gambar perspektifnya. Fokus penilaian dilakukan pada proses
dan hasil karya siswa. Hal ini untuk mengetahui kualitas pembelajaran, yang
dilakukan guru dalam upaya mengukur daya serap terhadap teori yang diujicobakan
dalam penelitian ini.
1.4 Rumusan Masalah
1.
Apakah dengan teknik lacak gambar,
siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Buay Madang dapat meningkatkan keterampilan
menggambar perspektif?
2.
Bagaimanakah penerapan laacak gambar
untuk meningkatkan prestasi menggambar perspektif siswa kelas VIII-A SMP Negeri
2 Buay Madang.
3.
Apakah dengan teknik lacak gambar,
pembelajaran perspektif di kelas VIII-A SMP Negeri 2 Buay Madang minat siswa
meningkat?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah,
penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Meningkatkan keterampilan menggambar
perspektif bagi siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Buay Madang Tahun Pelajaran 2015/2016.
2.
Mendeskripsikan implementasi
menggambar perspektif dengan teknik lacak gambar.
3.
Meningkatkan minat menggambar
perspektif bagi siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Buay Madang Tahun Pelajaran
2015/2016.
1.6 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang akan dilakukan
diharapkan memberikan manfaat kepada:
1.
Guru yang bersangkutan
Sebagai tambahan literasi model
pembelajaran, dan alat evaluasi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga mendapatkan
metode yang ideal terhadap materi yang akan disampaikan kepada siswa.
2.
Bagi Siswa
Penerapan teknik lacak gambar sangat
berguna untuk mempermudah siswa memahami teori menggambar perspektif.
Diharapkan setelah mereka mengetahui teknik menggambar perspektif, siswa dapat
menggambar bentuk perspektif dengan model yang bervariasi.
3.
Bagi Lembaga
Dengan terlaksananya penelitian ini
diharapkan dapat digunakan oleh sekolah sebagai inspirasi bagi guru yang lain
agar dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian pembelajaran di kelas.
BAB V
SIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan
hasil implementasi metode yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II
dapat disimpulkan bahwa:
1.
Penggunaan metode melacak gambar
konstruksi dapat membngkitkan ide dan gagasan siswa dalam mengeksplorasi
kreativitasnya dalam menggambar perspektif. Kemampuan tersebut dapat dibuktikan
pada siklus I dengan ketuntasan 75% dan siklus II dengan pencapaian 100%.
2.
Penggunaan metode melacak gambar
dapat dilakukan efektif dan efisien jika guru dapat membimbing secara intensif,
serta mampu memberikan contoh yang mudah dalam menggambar perspektif. Dari
pengalaman ini peserta didik menjadi senang karena mereka mengetahui cara
menggambar perspektif dengan baik dan benar.
5.2 Saran
Berdasarkan
hasil penelitian dan kajian tentang implementasi model siklus belajar dengan
model yang telah penulis lakukan di kelas ini dapat disarankan bahwa:
1.
Pemecahan masalah kualitas proses
dan hasil belajar seni budaya dapat dilakukan dengan mengkombinasikan dua
metode mengajar seperti melacak gambar dan metode bimbingan intensif sehingga
dapat memberikan jalan mudah dan sekaligus mengurangi kegamangan siswa dalam
kegiatan menggambar.
2.
Untuk mengetahui sejauhmana
efektifitas penggabungan kedua metode ini dapat dilakukan penelitian lanjutan
berupa penelitian eksperimental sehingga variabel-variabel yang terlibat dapat
dikontrol.
3.
Jangan ragu menggunakan beragam
metode “walau itu
dianggap kuno” untuk
membantu pemahaman siswa. Karena metode-metode tersebut bersifat kondisional,
sehingga masih relevan jika kondisi peserta didik masih memerlukan.
Download
Laporan PTK ini secara lengkap melaluai Link Berikut:
0 komentar:
Posting Komentar