Jln. Raya Belitang BK.1 Desa Tanjung Bulan Kecamatan Buay Madang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan

Kamis, 22 November 2018

IPS STAD



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Menciptakan model pembelajaran yang menarik bagi siswa tidak mudah, perlu kecerrmatan dari guru dalam menentukan dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan diberikan (diajarkan) sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, dalam pembelajaran IPS Terpadu khususnya materi sejarah persoalan belajar yang sering dijumpai adalah siswa sulit menerima materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena siswa tidak menyukai materi pelajaran sejarah, pelajaran yang disampaikan menjemukan, sulit dipahami, banyak menghafal dan terkesan kurang menarik. Oleh karena itu semakin baik suatu model pembelajaran yang dipergunakan, maka semakin mudah tujuan pembelajaran dapat tercapai. dalam memberikan pelajaran.
Model pembelajaran efektif digunakan dalam proses pembelajaran bergantung pada bermacam-macam faktor antara lain: tujuan yang akan dicapai, kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran, kemampuan siswa, besarnya kelompok yang akan diajar, waktu, dan fasilitas yang tersedia.
Mutu pendidikan khususnya pendidikan IPS, tentunya tidak bisa lepas dari tiga faktor, yaitu sekolah sebagai tempat terlaksananya pendidikan, guru sebagai pelaksana dan siswa sebagai peserta pendidikan. Ketiga faktor tersebut menjadi kurang berarti meskipun sudah disiapkan dengan baik, jika penyampaian materi pelajaran guru menggunakan metode atau cara yang kurang tepat. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka pada setiap akhir program pembelajaran dilakukan evaluasi. Salah satu hasil evaluasi tersebut adalah prestasi belajar siswa. Namun dewasa ini prestasi belajar yang diperoleh siswa terutama dalam mata pelajaran IPS Terpadu khususnya di SMP Negeri 2 Buay Madang masih tergolong rendah.
Menyikapi kondisi tersebut penulis sebagai guru IPS Terpadu kelas IX-B yang harus menyiapkan peserta didik menuju ujian akhir sekolah dan diharapkan mampu bersaing dalam mengikuti tes masuk SMA Negeri atau sederajar, selalu berusaha memperbaiki pembelajaran dengan mengkondisikan pembelajaran yang memudahkan, mengasyikkan, dan menyenangkan bagi siswa. Usaha tersebut akan diwujudkan dalam suatu penelitian tindakan kelas yang akan menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Devision (STAD) dengan variasi bermain kuis.
Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision) adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang dikembangkan berdasarkan teori belajar Kognitif-Konstruktivis yang diyakini oleh pencetusnya Vygotsky memiliki keunggulan yaitu fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu. STAD juga memiliki keunggulan bahwa siswa yang dikelompokkan secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial akan terjadi interaksi yang positif dalam menyelesaikan masalah, seperti tutor sebaya dan lain-lain. Jika sebelumnya tidak ada interaksi antar individu, maka dalam STAD siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah sampai semua anggota kelompok dapat menyelesaikan masalah. Kelompok dikatakan tidak selesai jika ada anggotanya belum selesai.
Bermain kuis adalah permainan yang mengasyikkan bagi anak-anak usia sekolah dasar/setingkat SMP. Untuk itu pembelajaran dilanjutkan dengan bermain kuis antar kelompok agar pembelajaran IPS Terpadu yang dianggap membosankan akan berubah menjadi menyenangkan, mengasyikkan, dan akhirnya semangat belajar siswa meningkat serta hasil belajar/prestasi juga meningkat. Oleh karena itu, perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Pembebasan Irian Barat melalui model pembelajaran Student Team Achievement Devision (STAD) dengan variasi bermain kuis di kelas IX-B SMP Negeri 2 Buay Madang Tahun Pelajaran 2017/2018.



1.2    Perumusan Masalah
Untuk memberi batasan permasalahan agar lebih jelas dan terarah, maka perlu dirumuskan permasalahan yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:
1.2.1        Bagaimana pengaruh model pembelajaran STAD dengan variasi bermain kuis terhadap aktivitas belajar siswa kelas IX-B SMP Negeri 2 Buay Madang?
1.2.2        Apakah model pembelajaran STAD dengan variasi bermain kuis dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX-B SMP Negeri 2 Buay Madang pada materi Pembebasan Irian Barat?
1.2.3        Bagaimana pengaruh model pembelajaran STAD dengan variasi bermain kuis terhadap motivasi belajar siswa kelas IX-B SMP Negeri 2 Buay Madang?

1.3    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk:
1.3.1        Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajarn IPS.
1.3.2        Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
1.3.3        Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajarn IPS.
1.3.4        Menjadikan guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran IPS.

1.4    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1.4.1        Siswa, agar mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menarik, menyenangkan, dan mengasyikkan.
1.4.2        Guru, agar dapat menambah wawasan dan informasi tentang pilihan berbagai bentuk-bentuk strategi pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS Terpadu.
1.4.3        Lembaga pendidikan, diharapkan dapat memberikan informasi dalam peningkatan kualitas pendidikan.
1.4.4        Penelitian lanjutan, sebagai bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1    Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu (Hermawan, 2006:3). Sukardi (2013:29) mengemukakan, ”Model pembelajaran adalah bentuk atau tipe kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran oleh guru kepada siswa”. Aunurrohman (2011:141) mengatakan, ”Model pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa”. Sedangkan Rahardjo (2012:5) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran di kelas untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, maupun lainnya.
Model pembelajaran sangat beragam jenis atau macamnya. Aunurrahman (2010:147) secara jelas menyebutkan berbagai jenis model pembelajaran sebagai berikut:
(1) The Cassical Model yaitu guru lebih menitikberatkan peranannya dalam pemberian informasi melalui mata pelajaran maupun materi pelajaran seperti model konvensional ceramah, (2) The Technological Model yaitu guru menitikberatkan pada peranan pendidikan sebagai transmisi informasi serta pencapaian kompetensi individual siswa, (3) The Personalised Model yaitu pembelajaran dengan memperhatikan minat, pengalaman, perkembangan siswa untuk mengaktualisasikan potensi individualitasnya, (4) The Interaction Model yaitu menitikberatkan poola interdepensi antara guru dan siswa sehingga tercipta komunikasi dialogis di dalam proses pembelajaran seperti model pembelajaran langsung.

Beragamnya model pembelajaran menjadikan sulit untuk menentukan berbagai model pembelajaran akan diterapkan dalam pembelajaran. Aunurrohmah (2010:143) bahwa beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan model pembelajaran sebagai berikut:
(1) Tujuan pengajaran yaitu tingkah laku diharapkan dapat dinampakkan siswa setelah proses belajar mengajar, (2) Materi pengajaran yaitu bahan disajikan dalam pengajaran, (3) Besar kelas atau jumlah siswa yaitu banyaknya siswa mengikuti materi pelajaran dalam kelas bersangkutan, (4) Kemampuan siswa yaitu kemampuan siswa untuk menangkap serta mengembangkan bahan pelajaran, (5) Kemampuan guru yaitu kemampuan guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengkoordinasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, berfungsi sebagai pedoman guru dalam merancang serta melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran maupun mengelola kelas. Model pembelajaran merupakan cara atau teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.

2.2    Model Pembelajaran Student Team Achievement Devision (STAD)
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivis. Salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu. Implikasi dari teori Vygotsky ini dapat berbentuk pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif ini juga sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip CTL (contextual teaching and learning), yaitu tentang learning community (Depag RI, 2004).
Langkah-langkah model pembelajaran Student Teams Achievment Division (STAD) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel : 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD
No
Fase
Tingkah Laku Guru
1.
Fase 1:
Menyampaikan kompetensi yang diharapkan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan, dan memotivasi siswa belajar.
2.
Fase 2:
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.
3.
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok bekerja dan belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan diskusi secara efisien.
4.
Fase 4:
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
5.
Fase 5:
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6.
Fase 6:
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya hasil belajar individu maupun kelompok.

2.3    Bermain Kuis
Bermain kuis atau dikenal dengan strategi pembelajaran Team Quiz.
Langkah-langkah pembelajaran Team Quiz adalah sebagai berikut:
1.        Guru membentuk tiga kelompok (disesuaikan jumlah siswa).
2.        Membagi tugas secara bergantian untuk membuat soal, jawaban dan penilaian.
3.        Buat skor masing-masing jawaban tiap kelompok (Depag. RI, 2001).
Team Quiz adalah suatu kegiatan tanya jawab antar kelompok. Dalam kegiatan bertanya dan menjawab akan terjadi proses belajar yang tidak membosankan. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang mengatakan ”Berfikir itu sendiri adalah bertanya” (Hasibuan dan Moejiono, 2004). Pengertian bertanya adalah ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong berfikir (Hasibuan dan Moejiono, 2004).
Dari pendapat dan pengertian tersebut, bertanya menunjukkan bahwa, baik yang bertanya maupun yang menjawab telah terjadi proses berfikir dari dirinya. Sedangkan berfikir merupakan proses belajar. Pemecahannya adalah mengajukan pertanyaan tentang semua informasi penting. Di samping itu, pertanyaan-pertanyaan tentang fakta yang disampaikan dengan kata-kata sendiri, bukannya mengulang tepat seperti yang tertulis, membantu siswa mempelajari makna teks itu dan bukannya sekedar menghafalkannya (Mohamad Nur,1998). Pendapat ini mendukung bahwa memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari teman adalah sama dengan memberi kesempatan belajar kepada siswa, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa atau student center.

2.4    Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut.
Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.” Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar.

2.5    Pembebasan Irian Barat
2.5.1   Latar Belakang Pembebasan Irian Barat
Pengembalian Irian Barat menjadi masalah penting bagi pemerintah Indonesia sejak tahun 1950, yaitu satu tahun setelah penandatanganan KMB. Salah satu isi perjanjian tersebut adalah Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia satu tahun setelah pengakuan kedaulatan. Keputusan tersebut tidak pernah ditepati oleh Belanda. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berjuang dengan segala cara untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda.

2.5.2   Perjuangan Pemerintah RI dalam Upaya Pembebasan Irian Barat
Dalam upaya pembebasan tersebut, bangsa Indonesia menggunakan dua cara. Tahap pertama dengan cara diplomasi, baik dengan Belanda maupun dalam forum internasional. Sedang tahap kedua dengan cara konfrontasi baik konfrontasi politik, ekonomi, maupun militer.

2.5.3   Pelaksanaan Pepera di Irian Barat
Sebagai tindak lanjut dari Persetujuan New York, Sekjen PBB menunjuk Rolsz Bennet dari Guatemala sebagai Gubernur UNTEA merangkap wakil Sekjen PBB di Irian Barat. Berdasar Persetujuan New York tahun 1962, di Irian Barat diselenggarakan act of free choice atau Penentuan Pendapat Rakyat (pepera). Dewan Musyawarah Pepera dengan suara bulat memutuskan bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari Republik Indonesia.



Download Laporan PTK ini secara lengkap melaluai Link Berikut:

Share:

0 komentar:

Posting Komentar


jadwal-sholat

Diberdayakan oleh Blogger.

Kontributor

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Arsip Blog

Follow Us

web.facebook.com/smpnegeri2buaymadang

Wibesite

smpn2buaymadang.blogspot.com

Connect Us

E-mail : smpn2buaymadang@gmail.com or smpn2buaymadang@yahoo.co.id